Jumat, 18 Januari 2013

PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK

1.1 Latar Belakang
Pencemaran air adalah perubahan susunan zat air akibat dari polutan asing yang masuk di dalamnya sehingga kualitas air menjadi rendah dan tidak layak dikonsumsi bahkan bisa menyebabkan kematian.


Di dalam ekosistem tempat tinggal kita, air merupakan salah satu unsur vital pembentuk kehidupan. Air memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah kehidupan. Kegiatan manusia dalam menjalankan aktivitasnya sebagai mahkluk hidup secara tidak sengaja atau disadari atau tidak telah mencemari air, baik dengan bahan organik maupun kimia.


Contoh kecilnya saja adalah kegiatan cuci mencuci dengan menggunakan deterjen. Secara tidak langsung kita sudah meracuni air dengan zat kimia yang berbahaya yang dapat merusak susunan organik yang ada dalam air. Pemberian pupuk kimia di sawah pun adalah salah satu tindakan pencemaran air, apalagi pembuangan limbah-limbah industri ke sungai itu sangat dapat membunuh spesies-spesies dan ekosistem di area sungai.
Sungai merupakan salah satu kekayaan alam indonesia dengan berjuta pesona dan manfaatnya. Namun, tampak jelas bahwa tafsiran ini sudah tidak berlaku lagi. Seiring perkembangan zaman, manusia mulai berubah beserta ego mereka.
Tidak usah jauh-jauh, mari kita lihat contoh dekat saja yaitu sungai siak. Sungai Siak yang merupakan salah satu sungai yang bermanfaat dalam bidang transportasi, mata pencaharian, bahkan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari ini tak luput dari kata “pencemaran”. Dewasa ini banyak sekali kasus-kasus tentang pencemaran sungai dan ini juga sama halnya dengan sungai Siak. Pencemaran yang berasal dari limbah pabrik membuat ikan-ikan disungai mati, kurangnya sumber air bersih, dan iritasi pada masyarakat bantaran yang menggunakan air sungai tersebut.
Sejatinya hal ini tak mesti terjadi, menimbang perusahaan yang membuang limbah berbentuk cairan ke sungai tersebut akan menuai bencana.
Akibat buangan limbah industri yang mencemari sungai siak, tercatat ratusan jenis ikan terancam kelestariannya karena spesies-spesies ikan tersebut sangat sensitif terhadap pencemaran limbah, terutama limbah kimia. Begitu pula dengan limbah rumah tangga di sepanjang pesisir sungai.
Pencemaran logam berat berupa timbal menjadi beban bagi ribuan warga yang tinggal di sepanjang sungai Siak. Dampaknya tentu berpotensi keracunan timbal tersebut. Meski kondisi kualitas air sungai Siak tak layak, namun hingga kini perusahaan daerah air minum Tirta Siak Pekanbaru, tetap menjadi pilihan sebagai sumber air.
Kualitas air sungai Siak memang mengalami penurunan, apalagi sebagian besar logam berat banyak ditemukan di beberapa kawasan di sekitar hulu bahkan hilir, Kandungan timbal banyak dijumpai di dermaga yang disebabkan oleh gas bahan bakar minyak kapal dan perahu motor. Yang ditakutkan, keracunan ini akan berdampak pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sungai Siak.
Tingginya timbal yang terkandung di sungai Siak ini mengakibatkan matinya berbagai macam ikan dan spesies-spesies lainnya. Kasus ini terjadi pada anak sungai Bangso di Kecamatan Tapung, Kampar sampai ke Jembatan Sungai Siak II, Pekanbaru. Ikan-ikan tersebut mati akibat kekurangan oksigen terlarut (DO).
Belum lagi, proses abrasi yang menimbulkan endapan pasir (sedimentasi) akibat adanya alih fungsi lahan di tepian sungai. Pendangkalan sungai Siak ini terjadi akibat pengalihan hutan alami menjadi perkebunan kelapa sawit. Akibatnya, sungai Siak mempengaruhi kehidupan masyarakat dan makhluk hidup di sepanjang wilayah pesisir.

1.2 Penanganan yang dilakukan
Dalam hal upaya pelestarian serta mengatasi masalah pencemaran air sungai Siak, diperlukan strategi penanganan, antara lain :
a. Preventif
Secara preventif, dimana pemerintah telah memberlakukan UU No.32/2009 tentang PPLH (Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup) dimana kita mempunyai andil yang cukup besar untuk menentukan kualitas hidup daerah masing-masing. Selain itu, papan-papan ajakan menjaga sungai harusnya bisa membuka mata kita untuk menjaga sungai ini.
b. Kuratif
Secara kuratif, dimana pemerintah setempat harus mewajibkan adanya gotong royong dalam membersihkan sungai secara rutin. Karena sungai telah tercemar, langkah terbaik adalah membersihkan atau mensterilisasikan sungai tersebut.
c. Rehabilitatif
Menurut saya, rehabilitatif ini adalah usaha lanjutan dari kuratif dimana setelah kita membersihkan sungai maka tugas kita untuk menjaganya secara berkala dan berkesinambungan. Menindak lanjuti para pencemar sungai.
d. Promosi
Hendaknya media massa bekerja sama dengan pemerintah dan warga setempat dalam mengajak masyarakat menjaga sungai, apa dampaknya, bisa dalam iklan atau pun sosialisasi ke lembaga-lembaga pemerintahan.

1.3 Bangunan Utama dan Penunjang
Pada bab diatas telah dijelaskan sebelumnya bahwa pencemaran air sungai Siak dikarenakan adanya berbagai faktor. Salah satunya dikarenakan adanya buangan limbah industri yang terletak tepat di tepian sungai, yaitu industri karet. Penulis tak habis pikir kenapa industri karet tersebut masih bisa beroperasi hingga kini padahal kualitas air sungai siak jauh dari kata higenis. Semoga pemerintah cepat tanggap dalam menangani izin kerja industri itu.
Belum lagi pemandangan tepian disekitar sungai yang terkesan sembraut. Banyak bangunan liar di tepian sungai terdalam di Indonesia itu. Jika sekilas memandang ditepian sungai Siak Pekanbaru, seakan pemerintah kota membiarkan pemandangan itu terus terjadi tanpa ada upaya pembaharuan, pembenahan bahkan penertiban lingkungan sekitar. Selain padatnya pemukiman penduduk, saluran air pun tidak berfungsi normal karena sampah yang menyumbat di bawahnya dan airpun menjadi tercemar olehnya.

Gambar 1. Industri karet di tepian sungai Siak

Gambar 2. Pinggiran sungai Siak yang ditanggul menjadi salah satu lokasi memancing bagi warga pekanbaru

2 komentar:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp bakteri dan nutrisi untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
    WhatsApp 0813-1084-9918

    BalasHapus